Jumat, 29 April 2011

Perbedaan Antara Suka, Sayang dan Cinta

Berikut 24 Hal Perbedaan antara Suka, Sayang dan Cinta :
1. Saat kau MENYUKAI seseorang, kau ingin memilikinya untuk keegoisanmu sendiri.
2. Saat kau MENYAYANGI seseorang, kau ingin sekali membuatnya bahagia dan bukan untuk dirimu sendiri.
3. Saat kau MENCINTAI seseorang, kau akan melakukan apapun untuk kebahagiaannya walaupun kau harus mengorbankan jiwamu.
4. Saat kau menyukai seseorang dan berada disisinya maka kau akan bertanya,”Bolehkah aku menciummu?”
5. Saat kau menyayangi seseorang dan berada disisinya maka kau akan bertanya,”Bolehkah aku memelukmu?”
6. Saat kau mencintai seseorang dan berada disisinya maka kau akan menggenggam erat tangannya…
7.SUKA adalah saat ia menangis, kau akan berkata “Sudahlah, jangan menangis.”
8. SAYANG adalah saat ia menangis dan kau akan menangis bersamanya.
9.CINTA adalah saat ia menangis dan kau akan membiarkannya menangis dipundakmu sambil berkata, “Mari kita selesaikan masalah ini bersama-sama. ”
10. SUKA adalah saat kau melihatnya kau akan berkata,”Ia sangat cantik dan menawan.”
11. SAYANG adalah saat kau melihatnya kau akan melihatnya dari hatimu dan bukan matamu.
12.CINTA adalah saat kau melihatnya kau akan berkata,”Buatku dia adalah anugerah terindah yang pernah Tuhan berikan padaku..”
13. Pada saat orang yang kau SUKA menyakitimu, maka kau akan marah dan tak mau lagi bicara padanya.
14. Pada saat orang yang kau SAYANG menyakitimu, engkau akan menangis untuknya.
15. Pada saat orang yang kau CINTAI menyakitimu, kau akan berkata,”Tak apa dia hanya tak tau apa yang dia lakukan.”
16. Pada saat kau suka padanya, kau akan MEMAKSANYA untuk menyukaimu.
17. Pada saat kau sayang padanya, kau akan MEMBIARKANNYA MEMILIH.
18. Pada saat kau cinta padanya, kau akan selalu MENANTINYA dengan setia dan tulus…
19. SUKA adalah kau akan menemaninya bila itu menguntungkan.
20. SAYANG adalah kau akan menemaninya di saat dia membutuhkan.
21. CINTA adalah kau akan menemaninya di saat bagaimana keadaanmu.
22. SUKA adalah hal yang menuntut.
23. SAYANG adalah hal memberi dan menerima.
24. CINTA adalah hal yang memberi dengan rela.
Bagaimana, sahabatku semua ?
Apakah ada sedikit salah tafsir ketika dulu mengartikan arti sebuah suka, sayang dan cinta?
Semoga dengan membaca artikel diatas, anda dapat mengetahui perasaan apa yang anda rasakan dengan pasangan anda atau gebetan anda.

Hormat dan Tidak Hormat

Hormat dan menghormati adalah keinginan naluriah yang melekat pada diri manusia. Ia merupakan kebutuhan asasi setiap manusia. Tidak akan ada manusia yang merasa senang ketika orang lain merendahkannya, menghinanya dan menyepelekannya. Sebaliknya, ia akan berusaha sekuat tenaga agar orang lain menghormatinya dan menghargainya. Malah tidak sedikit orang yang rela mati demi membela harga diri dan kehormatan. Penghormatan diberikan kepada orang lain karena ada sesuatu yang ‘lebih’ pada diri mereka. Bisa usia, status sosial, pendidikan, atau kedudukan. Hormat pada guru bisa karena status kedudukannya atau kewibawaannya. Sementara hormat pada Pak Lurah adalah karena kedudukannya. Hormat pada orang tua adalah karena rasa sayang sekaligus segan. Pada kehidupan masyarakat primitif, orang-orang terhormat bahkan para pemimpin mereka adalah orang-orang yang memiliki kekuatan secara fisik. Biasanya jabatan kepemimpinan ditentukan melalui uji fisik bagi calonnya. Melawan mahluk buas, melalui pertarungan, atau menaklukkan keganasan alam, atau melalui peperangan. Ada kepercayaan bahwa mereka yang kuat fisiknya, pasti kuat jiwanya. Sebenarnya ‘kelebihan’ itu tidak mesti sesuatu yang terindera oleh kita, bisa berupa sesuatu yang invisible tapi terasakan, seperti karisma atau kewibawaan. Marilah kita melihat Rasulullah saw. Jauh sebelum ia diangkat sebagai utusan Allah, masyarakat Quraisy dan para pemimpinnya telah menghormati beliau. Gelar Al-Amin – yang terpercaya – diberikan kepada Muhammad muda, sebagai penghormatan atas kebijakan dan kecakapannya dalam berpikir dan bertindak, yang menyelamatkan masyarakat Quraisy dari perpecahan dan permusuhan. Di antara kita, banyak yang tidak memiliki kelebihan status sosial tapi dihormati masyarakat. Pak Dullah dihormati tetangganya karena pemurah meski dia bukan orang kaya, Pak Somad dihargai masyarakat karena ramah dan penolong, dan Pak Husni dihormati orang karena rajin beribadah dan berdakwah.
ooOoo
Penghormatan dan penghargaan tidak akan datang bila kita tidak menghormati dan menghargai diri sendiri. Bagaimana orang akan menghargai kita bila kita tidak peduli pada diri sendiri? Penampilan dibiarkan kotor, pikiran kita tidak lepas dari rasa pesimis, keluh kesah, berpikir negatif tentang diri kita dan masa depan kita, lalu kita pun menjauh dari amal ibadah, dan tidak pernah mencintai ilmu. Mengharap orang lain menghormati kita padahal kita melecehkan diri sendiri sama dengan seorang kaya yang menjadi peminta-minta. Tidak sedikit teman-teman remaja yang gelisah mencari pengakuan dan ingin dihormati, tapi mereka malah menempuh jalan yang menjatuhkan harga diri sendiri. Ida yang duduk di kelas dua SMU ingin agar teman-temannya menghargai dan mengenalnya. Lalu ia mulai dengan dandanan yang seronok untuk memperlihatkan bahwa ia cantik, ikut-ikutan mengidolakan kalangan artis dan pergi ke diskotik bersama teman-temannya agar ia dibilang gaul, dan berpacaran untuk menunjukkan kalau ia mampu punya pacar. Lain lagi dengan Adi, ia merokok, minum sebotol bir, ikut tawuran, agar tidak dikucilkan teman-temannya dan disebut solider. Ia amat butuh penghargaan dari mereka. Kawan, penghargaan hakiki adalah penghargaan yang dilandaskan keikhlasan hati dan kebenaran ilahi. Bukan cuma sekedar acungan jempol, tepukan tangan atau ucapan ‘hebat!’. Penghargaan yang datang dari orang-orang yang mengajak kita pada kesalahan adalah sama dengan tangisan pilu orang-orang yang menyayangi kita. Maka sebelum terlambat pikirkanlah siapa orang yang menghargai dan menghargai kita. Tidak ada kebanggaan mendapat penghormatan dan pengakuan dari mereka yang mencelakakan kita. Penghormatan yang sejati tumbuh secara alami, bukan dari paksaan. Rasa hormat yang ditunaikan rakyat pada para diktator, adalah ketakutan bukan penghormatan. Penghormatan yang dituai para diktator hanya akan melahirkan dendam yang akan dilampiaskan saat ketakutan rakyatnya sirna. Mussolini di Italia, Najibullah di Afghanistan, Pinochet di Chili adalah bagian dari kehormatan yang berubah menjadi kehinaan. Kesemuanya dirutuki rakyatnya setelah tak berkuasa. Mereka yang memaksakan kehormatan dengan cara kekerasan hakikatnya adalah orang-orang yang tak terhormat.
ooOoo
Mempertahankan kehormatan adalah keharusan, tetapi gila hormat adalah sebuah ketidaklayakan. Tidak sedikit orang yang berubah menjadi bossy hanya setelah memperoleh jabatan. Sebagian orang berpendapat hal seperti itu adalah kewajaran. Bukankah saya sudah menjadi seorang pemimpin, maka saya berhak memerintah siapa saja menurut kehendak saya? Kawan, pernahkah antum mendengar kisah Abu Bakar Ash Shiddiq setelah ia menjadi khalifah. Hanya berselang beberapa hari menjadi khalifah, Abu Bakar mendatangi rumah janda-janda tua para syuhada yang sering ia bantu sebelum menjadi khalifah. Ketika ia mengetuk satu rumah, wanita tua pemilik rumah yang sedang berada di dalam menanyakan pada anak perempuannya siapa yang datang. Anak itu menjawab, “Pemerah susu domba kita, Bu.” Ibunya bergegas keluar dan dengan malu ia memarahi anaknya, “Hai? bodoh, kenapa tidak kamu katakan ‘khalifah Rasulullah’!” Abu Bakar berkata, “Biarkan ia, sungguh ia telah memanggil saya dengan pekerjaan yang paling saya sukai pada Allah Swt.” Khalifah pertama ini pun langsung memerah susu domba keluarga tersebut, mengadon tepung, dan membuat roti bagi para janda-janda tua tersebut. Apakah diri kita merasa lebih mulia dari Abu Bakar Ash Shiddiq. Nasihat lama mengatakan “Hormatilah orang lain jika dirimu ingin dihormati.” Secara manusiawi, manusia akan menghormati orang lain jika dirinya dihormati dan dihargai. Mereka yang menghormati orang lain menunjukkan bahwa dirinya memang layak dihormati. Kehormatan dibalas kehormatan, sementara kehinaan juga berbuah hal yang sama. Bagaimana kita dapat menghormati seseorang yang selalu melecehkan apalagi merendahkan derajat orang lain? Meski demikian agama mengajarkan kita bahwa tulus ikhlas harus menyertai pemberian penghormatan pada orang lain. Bukan karena mengharapkan balasan setimpal. Baik materi atau non-materi. Sahabat nabi, Sa’ad bin Waqqash radliyallahu ‘anhu memberikan contoh mulia. Meski ibunya membenci dan menyakitinya karena memeluk Islam, ia tetap menyayangi dan menghormati wanita itu. Bahkan rasa hormat itu tidak hilang meski Ibundanya mengancam anaknya dengan mogok makan. “Duhai Bunda, meski dirimu memiliki seratus lembar nyawa dan lepas dari dirimu satu demi satu, aku tidak akan kembali pada agama kita,” jawab Sa’ad dengan santun dan lembut pada ibunya yang menolak makan berhari-hari. Kebencian dan kekerasan yang dibalas dengan rasa hormat dan cinta. Penghormatan yang kita berikan pada orang lain juga harus berupa penghormatan yang tulus ikhlas, karena perintah Allah. Bukan karena mengharap balasan penghormatan dari orang lain. Rasa hormat yang diberikan tanpa keikhlasan adalah riya’ di hadapan Allah, dan disebut menjilat di hadapan manusia.
[diambil dari Majalah PERMATA, edisi Juli 2002]

Senin, 25 April 2011

Meningkatkan Rasa Syukur

Tidak diragukan lagi, untuk meraih sukses kita perlu meningkatkan rasa syukur kita terhadap nikmat yang Allah berikan kepada kita. Bagaimana tidak, kita sudah belajar bagaimana manfaat syukur yang luar biasa dalam kehidupan kita. Namun, yang menjadi pertanyaan, kenapa masih banyak orang yang tidak atau kurang bersyukur? Atau ada juga orang yang merasa sudah bersyukur, tetapi dia merasa tidak ada tambahan nikmat sesuai dengan janji Allah. Padahal janji Allah tidak mungkin salah. Artinya cara bersyukur kita yang salah, kita merasa bersyukur padahal kita belum bersyukur.

Tiga Kesalahan Dalam Bersyukur

Jika kita bersyukur, nikmat kita akan ditambah oleh Allah. Mungkin, kita sudah hafal ayat Al Quran yang menjelaskan hal ini:
Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu (QS Ibrahim:7)
Lalu, mengapa ada orang yang merasa sudah bersyukur tetapi merasa tidak mendapatkan nikmat tambahan? Karena janji Allah tidak mungkin salah, artinya ada yang salah dengan diri kita. Ada tiga kemungkinan:
  • Pertama: cara kita bersyukur yang salah.
  • Kedua: kita kurang peka terhadap nikmat yang sebenarnya sudah Allah berikan kepada kita.
  • Ketiga: Allah memberikan nikmat lain yang terbaik bagi kita, tapi kita tidak menyadarinya.
Pada artikel kali ini, saya akan fokus menyoroti tentang point kedua dan ketiga. Dengan dua penyebab itu, kita akan kurang bersyukur. Jika kita kurang bersyukur, maka wajar jika nikmat tidak kunjung datang. Kita harus terus meningkatkan rasa syukur kita terhadap nikmat Allah. Insya Allah, poin pertama, cara bersyukur akan dibahas pada artikel lain.

Bagaimana cara meningkatkan rasa syukur?

  1. Luangkan waktu untuk merenungkan nikmat-nikmat yang sudah Allah berikan kepada kita. Nikmat itu sangat banyak, bahkan tidak akan terhitung. Lalu mengapa banyak orang yang merasa tidak mendapatkan nikmat? Karena mereka kurang memberikan perhatian terhadap nikmat-nikmat yang sudah Allah berikan. Allah mengulang-ngulang ayat “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” dalam surah ar Rahmaan, dimana salah satu hikmahnya adalah agar kita lebih memperhatikan nikmat-nikmat. Saat kita memberikan perhatian terhadap nikmat, kita akan melihat, kita akan ngeh, bahwa nikmat Allah yang kita terima sangat banyak.
  2. Berprasangka baiklah kepada Allah. Banyak nikmat yang tidak terlihat bagi kita. Kita sering menganggap bahwa nikmat itu harus dalam bentuk materi, padahal lebih luas dari itu. Seringkali kita menganggap bahwa nikmat itu adalah sebuah pemberian, padahal bisa saja Allah sudah menghindarkan kita dari suatu musibah yang asalnya akan menimpa kita. Mungkin tidak ada yang bertambah pada diri kita, tetapi terhindar dari musibah bukankan sebuah nikmat yang besar? Renungkanlah…
  3. Setelah kita mengetahui bahwa nikmat Allah begitu banyaknya, maka langkah selanjutnya ialah memasukan pengetahuan ini ke dalam hati. Agar melekat dengan diri kita sehingga rasa syukur kita akan bertambah. Caranya ialah terus menerus mengingat nikmat dalam berbagai kesempatan. Semakin sering kita mengingat nikmat, akan semakin tertancap dalam hati, maka rasa syukur pun akan meningkat.
Jadi cara meningkatkan rasa syukur diawali dengan pengetahuan akan nikmat yang telah kita terima. Namun tidak cukup hanya pengetahuan saja, karena banyak orang yang tahu tetapi kurang bersyukur. Pengetahuan akan nikmat ini harus tertanam dalam hati kita.
Kita sudah mengetahui bagaimana cara meningkatkan rasa syukur. Muda-mudahan dengan meningkat rasa syukur, nikmat kita akan bertambah.
 Manajemen Qalbu (www.motivasi-islami.com)

MOTIVASI CINTA

Apa sebenarnya yang menjadi motivasi cinta? Cinta yang dimaksud adalah cinta kepada sesama. Untuk cinta kepada Allah, saya yakin sudah banyak yang membahasnya. Pada kali ini, saya ingin fokus membahas tentang cinta kepada sesama makhluq, terutama kepada sesama manusia.
Motivasi cinta begitu kuat. Banyak kasus, yang katanya demi cintanya kepada sang kekasih dia rela melakukan apa pun, termasuk bunuh diri. Belum lagi, coba dengarkan lagu-lagu tentang cinta yang sering mengatakan bahwa apa pun akan dilakukan demi cinta.
Dalam film, sinetron, lagu, dan berbagai budaya lainnya, sering kali cinta begitu diagungkan. Seolah segalanya. Sayangnya, cinta tersebut didominasi oleh cinta kepada lawan jenis. Dalam agama Islam, bukanlah dilarang untuk mencintai lawan jenis. Laki-laki mencintai wanita dan sebaliknya. Allah memang menciptakan rasa cinta kepada manusia. Karena cinta adalah anugrah dari Allah, maka cinta harus digunakan sesuai dengan kehendak Allah SWT. Inilah yang seharusnya menjadi motivasi cinta.
Dari Anas bin Malik ra berkata: Nabi Muhammad saw bersabda: “Seseorang tidak akan pernah mendapatkan manisnya iman sehingga ia mencintai seseorang, tidak mencintainya kecuali karena Allah; sehingga ia dilemparkan ke dalam api lebih ia sukai daripada kembali kepada kekufuran setelah Allah selamatkan darinya; dan sehingga Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selainnya.” (Imam Al Bukhari).
Hadits ini memang ditujukan bagi kita yang mau merasakan manisnya iman. Bukan “manisnya” pelampiasan hawa nafsu. Oleh karena itu, dalam mencintai seseorang (istri, suami, anak, orang tua, dan sebagainya) harus karena Allah seperti yang dikatakan Rasulullah saw dalam hadits diatas: tidak mencintainya kecuali karena Allah. Motivasi cinta, harus karena Allah SWT.
Jika motivasi cinta kita hanya karena Allah, maka siapa yang dicintai dan bagaimana cara mencintai harus sesuai dengan ketentuan Allah SWT. Bagaimana dengan pacar? Saya tidak sedang membahas haram tidaknya pacaran. Saya juga tidak sedang membahas apakah ada yang namanya pacaran islami. Yang ingin saya tekankan disini, jika kita mencintai seseorang, siapa pun itu, motivasi cinta tersebut harus karena Allah SWT dan sesuai dengan ketentuan Allah SWT.
Yang kedua, sebesar apa pun cinta Anda kepada sesama makhluq, bahkan kepada anak dan orang tua, tetap Allah dan Rasul-Nya harus lebih dicintai. Apalagi hanya cinta kepada seorang pacar yang belum ada ikatan hukum sama sekali dalam pandangan agama. Jangan sampai melebihi cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Salah satunya tidak melanggar perintah Allah dan Rasul-Nya demi cinta kepada kekasihnya. Seperti mendekati zina apalagi sampai melakukannya.
Manusia hidup hanyalah untuk beribadah kepada Allah. Itulah motivasi hidup sejati manusia. Termasuk motivasi cinta. Cintai istri karena Allah. Cintai suami karena Allah. Cintai anak, orang tua, kakak, dan sudara seiman lainnya hanya karena Allah. Karena inilah motivasi cinta sejati.

Sabtu, 16 April 2011

Tutuplah pintu yang digunakan setan untuk merusak hatimu

Sahabatku! Mungkin kita telah bahwasanya ’Tiada khusyuk tanpa hati’ , karena hati (qalb) adalah sumber khusyuk. Kita telah memaklumi bahwa setiap saat setan selalu berusaha menerobos masuk ke dalam hati, maka tutuplah pintu-pintu itu serapat-rapatnya. Inilah pintu-pintu yang biasa digunakan setan untuk merusak hati kita, yaitu:
1. Marah, Maka kendalikan kemarahan anda.
2. Hawa Nafsu, Maka janganlah kamu suka memperturutkan hawa nafsu itu, kendalikan keinginan-keinginan diri yang rendah itu, yang mendorong kita kepda pejahatan dan perbuatan dosa.
3. Iri Hati, maka peliharalah diri kita dari iri hati, jauhilah dengki.
4. Rakus, Maka janganlah rakus terhadap materi, harta, terhadap dunia. Jadilah orang yang selalu bersyukur dan merasa puas.
5. Berlebihan dalam Makan dan Minum. Hindarilah kesenangan berlebih-lebihan dalam hal makan dan minum. Jangan terlalu memenuhi perut dengan makanan dan minuman sampai berlebihan.
6. Terburu-buru. Hindarilah sikap terburu-buru karena itu juga pintu setan.
7. Cinta Dunia. Setan paling senang pada manusia yang cinta pada dunia, ia kebanyakan menyesatkan manusia dari pintu ini.
8. Kikir. Jauhilah kekikiran dan tumbuhkanlah kedermawanan di dalam diri.
9. Sangka Buruk. Ini juga pintu setan, maka jauhilah prasangka buruk (Suudzon).

Sahabatku! Sesungguhnya setiap keburukan, apalagi kejahatan yang sangat disukai oleh hawa nafsu manusia, adalah pintu-pintu yang dipakai setan untuk merusak hati kita. Ingatlah, bahwa ’’Hanya hati orang beriman yang tulus yang bisa menampung cahaya Allah SWT’’, tapi itu hanyalah bagi hati yang bersih, yang suci dari penyakit ruhani. Dan kita hanya bisa meraih itu jika berhasil menutup jalan bagi setan yang hendak menyesatkannya. Jika demikian, barulah bisa meraih ’KHUSYUK’ dalam shalat.

14 cara Rasulullah SAW mendidik anak

1.Rasulullah senang bermain-main (menghibur) dengan anak-anak dan kadang-kadang beliau memangku mereka. Beliau menyuruh Abdullah, Ubaidillah, dan lain-lain dari putra-putra pamannya Al-Abbas r.a. untuk berbaris lalu berkata, “ Siapa yang terlebih dahulu sampai kepadaku akan aku beri sesuatu (hadiah).”merekapun berlomba-lomba menuju beliau, kemudian duduk di pangkuannya lalu Rasulullah menciumi mereka dan memeluknya.
2.Ketika ja’far bin Abu Tholib r.a, terbunuh dalam peperangan mut’ah, Nabi Muhammad SAW, sangat sedih. Beliau segera datang ke rumah ja’far dan menjumpai isterinya Asma bin Umais, yang sedang membuat roti, memandikan anak-anaknya dan memakaikan bajunya. Beliau berkata, “Suruh kemarilah anak-anak ja’far. Ketika mereka dating, beliau menciuminya. Sambil meneteskan air mata. Asma bertanya kepada beliau karena telah mengetahui ada musibah yang menimpanya.
3.Wahai rasulullah, apa gerangan yang menyebabkan anda menangis? Apakah sudah ada beritayang sampai kepada anda mengenai suamiku Ja’far dan kawan-kawanya?” Beliau menjawab, “Ya benar, mereka hari di timpa musibah.” Air mata beliau mengalir dengan deras. Asma pun menjerit sehingga orang-orng perempuan berkumpul mengerumuninya. Kemudian Nabi Muhammad SAW. kembali kepada keluarganya dan beliau bersabda, “janganlah kalian melupakan keluarga ja’far, buatlah makanan untuk mereka, kerena sesungguhnya mereka sedang sibuk menghadapi musibah kematian ja’far.”
4.Ketika Rasulullah melihat anak Zaid menghampirinya, beliau memegang kedua bahunya kemudian menagis. Sebagian sahabat merasa heran karena beliau menangisi orang yang mati syahid di peperangan Mut’ah. Lalu Nabi Muhammad SAW. pun menjelaskan kepada mereka bahwa sesungguhnya ini adalah air mata seorang kawan yang kehilangan kawannya.
5.Al-Aqraa bin harits melihat Nabi Muhammad SAW. mencium Al-Hasan r.a. lalu berkata, “Wahai Rasulullah, aku mempunyai sepuluh orang anak, tetapi aku belum pernah mencium mereka.” Rasulullah bersabda, “Aku tidak akan mengangkat engkau sebagai seorang pemimpin apabila Allah telah mencabut rasa kasih sayang dari hatimu. Barang siapa yang tidak memiliki rasa kasih sayang, niscaya dia tidak akan di sayangi.”
6.Seorang anak kecil dibawa kepada Nabi Muhammad SAW. supaya di doakan dimohonkan berkah dan di beri nama. Anak-anak tersebut di pangku oleh beliau. Tiba-tiba anak itu kencing, lalu orang-orang yang melihatnya berteriak. Beliau berkata, “jangan di putuskan anak yang sedang kencing, buarkanlah dia sampai selesai dahulu kencingnya.” Beliau pun berdoa dan memberi nama, kemudian membisiki orang tuanya supaya jangan mempunyai perasaan bahwa beliau tidak senang terkena air kencing anaknya. Ketika mereka telah pergi, beliau mencuci sendiri pakaian yang terkena kencing tadi.
7.Ummu Kholid binti kho;id bin sa’ad Al-Amawiyah berkata, “Aku beserta ayahku menghadap Rasululloh dan aku memakai baju kurung (gamis) berwarna kuning. Ketika aku bermain-main dengan cincin Nabi Muhammad SAW. ayahku membentakku, maka beliau berkata, “Biarkanlah dia.” Kemudian beliau pun berkata kepadaku, “bermainlah sepuas hatimu, Nak!
8.Dari Anas, diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW. selalu bergaul dengan kami. Beliau berkata kepada saudara lelakiku yang kecil, “Wahai Abu Umair, mengerjakan apa si nugair (nama burung kecil).”
9.Nabi Muhammad SAW. melakukan shalat, sedangkan Umamah binti zainab di letakkan di leher beliau. Di kala beliau sujud, Umamah tersebut di letakkanya dan bila berdiri di letakkan lagi dil leher beliau. Umamah adalah anak kecil dari Abu Ash bin Rabigh bin Abdusysyam .
10.Riwayat yang lebih masyhur menyebutkan, Rasulullah perna lama sekali sujud. dalam shalatnya, maka salah seorang sahabat bertanya,” Wahai Rasulullah, sesungguhnya anda lama sekali sujud, hingga kami mengira ada sesuatu kejadian atau anda sedang menerima wahyu. Nabi Muhammad SAW, menjawab, “Tidak ada apa-apa, tetaplah aku di tunggangi oleh cucuku, maka aku tidak mau tergesah-gesah sampai dia puas.” Adapun anak yang di maksud ialah Al-Hasan atau Al-Husain Radhiyallahu Anhuma.
11.Ketika Nabi Muhammad SAW. melewati rumah putrinya, yaitu sayyidah fatimah r.a., beliau mendengar Al-Husain sedang menangis, maka beliau berkata kepada Fatimah, “Apakah engkau belum mengerti bahwa menangisnya anak itu menggangguku.” Lalu beliau memangku Al-Husain di atas lehernya dan berkata, Ya Allah, sesungguhnya aku cinta kepadanya, maka cintailah dia. Ketika Rasulullah SAW. sedang berada di atas mimbar, Al-Hasan tergelincir. Lalu beliau turun dari mimbar dan membawa anak tersebut.
12.Nabi Muhammad SAW. sering bermain-main dngan Zainab binti Ummu Salamah r.a. beliau memanggilnya, “Hai Zuwainib, hai Zuwainib berulang-rulang.”
13.Nabi Muhammad SAW. sering berkunjung ke rumah para sahabat Anshar dan memberi salam pada anak-anaknya serta mengusap kepala mereka.
14.Diriwayatkan, pada suatu hari raya Rasulullah SAW. keluar rumah untuk menunaikan shalat ID. Di tengah jalan, beliau melihat banyak anak kecil sedang berman dengan gembira sambil tertawa-tawa. Mereka mengenakan baju baru, sandal mereka pun tampak mengkilap. Tiba-tiba pandangan beliau tertuju pada salah seorang yang sedang duduk menyendiri dan sedang menangis tersedu-sedu. Bajunya kompang-kamping dan kakinya tiada bersandal. Rasulullah SAW, pun mendekatinya , lalu di usap-usap anak itu mendekapya ke dadabeliau seraya bertanya, “mengapa kau menangis, Nak .” Anak itu hanya menjawab, “biarkanlah aku sendiri.” Anak itu belum tahu bahwa orang yang ada di hadapannya itu adalah Rasulullah SAW. yang terkenal sebagai pengasih. “Ayahku mati dalam suatu pertempuran bersama Nabi,” lanjut anak itu. “Lalu ibuku kawih lagi. Hartaku habis di makan suami ibuku, lalu aku di usir dari rumahnya. Sekarang, aku tak mempunyai baju baru dan makanan yang enak. Aku sedih meihat kawan-kawanku bermain dengan riangnya itu.l” Baginda Rasulullah SAW. lantas membimbing anak tersebut seraya menghiburnya, “Sukakah kamu bila aku menjadi bapakmu, Fatimah menjadi kakakmu, Aisyah menjadi ibumu, Ali sebagai pamanmu, Hasan dan Husain menjadi saudaramu?” Anak itu segera tahu dengan siapa ia berbicara. Maka langsung ia berkata, “mengapa aku tak suka, ya Rasulullah?” kemudian, Rasulullah SAW, pun membawa anak itu ke rumah beliau, dan di berinya pakaian yang paling indah, memandikannya, dan memberinya perhiasan agar ia tampak lebih gagah, lalu mengajak makan. Sesudah itu, anak itu pun keluar bermain dengan kawan-kawannya yang lain, sambil tertawa-tawa sambil kegirangan. Melihat perubahan pada anak itu, kawan-kawannya merasa heran lalu bertanya, “Tadi kamu menagis, mengapa sekarang bergembira?” jawab anak itu, tadi aku kelaparan, sekarang sudah kenyang. Tadi aku tak mempunyai pakaian, sekarang aku mempunyainya, tadi aku tak punya bapak, sekarang bapakku Rasulullah dan ibuku Aisyah.” Anak-anak lain bergumam, Wah, andaikan bapak kita mati dalam perang.” Hari-hari berikutnya, anak itu tetap di pelihara, oleh Rasulullah SAW. hingga beliau wafat....