Setiap kita pasti pernah merasakan jatuh cinta. Cinta memang membuat diri kita serasa di awang-awang, melambung dan apapun yang terlihat oleh kita tampak elok saja.
Jatuh cinta bisa membuat pribadi kita lebih baik, terlebih jika yang kita cintai adalah seorang yang menebarkan sifat ahsan (baik).
Namun cinta di sini adalah cinta yang halal, cinta yang telah diikat oleh tali pernikahan. Maka rasakanlah bahwa hari-harimu akan penuh dengan ketentraman. Karena dia yang kita cintai begitu mempesonakan kita. Akhlaknya menawan, tutur katanya lembut tak pernah sekalipun hati kita tergores.
Mencintai pasangan hidup dengan tulus karena Allah akan membuat rumah tangga menjadi indah. Benarlah kata orang bijak bahwa menikah bisa membuat cinta bertambah-tambah.
Apalagi jika Allah SWT sebagai landasan dalam mencintai pasangan. Maka apapun yang kita lakukan akan selalu berlandaskan karena mencari ridho Allah. Apapun yang kita perbuat akan senantiasa melalui pertimbangan yang baik. Cinta kita pada pasangan akan semakin kuat seiring berjalannya masa.
Namun, dalam berumah tangga tidaklah selalu dalam limpahan kebahagiaan yang tiada tara, adakalanya dalam berlayar kita menemui hambatan. Dan hambatan-hambatan tersebut harus kita hadapi bersama dengan sikap bijak. Karena tidaklah Allah akan membiarkan hambanya berjalan di muka bumi ini tanpa memberikan ujian untuk mengetahui bagaimana kadar keimanan kita. Dalam surat Al-Ankabut : 2 disebutkan bahwa,
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?
Begitulah, kehidupan akan terus berjalan meski kita sedang terlelap. Maka, pergunakanlah waktu kita dengan sebaik-baiknya. Karena kita tak pernah tau kapan kenikmatan di dunia ini akan sirna.
Mencintai pasangan, memotivasi, dan berlomba dalam kebaikan akan menambah keharmonisan hubungan kita.
Pernah suatu ketika saya bertemu dengan pasangan muda yang telah dikaruniai seorang anak perempuan. Dalam pertemuan ini mereka tampak begitu bahagia. Bahkan jika diperhatikan mereka masih layak jika duduk di bangku SMA. Ternyata setelah ngobrol saya menemukan suatu hal yang di luar dugaan saya.
Dalam benak saya, pastilah mereka anak orang berada mengingat biaya hidup berumah tangga tidaklah sedikit. Ditambah lagi ada seorang bayi ditengah-tengah kehidupan mereka. Kebutuhan hidup akan makin meroket.
Ternyata mereka juga masih kuliah. Dua anak muda ini kuliah di tempat yang berbeda. Saya semakin penasaran, bagaimana mereka menjalani kehidupan sehari-hari dengan kesibukan yang begitu banyak sedang mereka tinggal terpisah.
Dengan senyum sumringah, suami istri tersebut menjelaskan bahwa rahasia kehidupan kami adalah Allah. Singkat, namun perlu perenungan panjang menurutku.
Mereka adalah salah satu contoh luar biasa yang menginspirasi saya bahwa menikah di usia muda mampu membentegi diri kita dari perbuatan-perbuatan maksiat yang sekarang tengah merebak di kalangan remaja kita.
Menikah muda tidaklah rumit. Kehidupan masih tetap berjalan sesuai dengan keinginan kita, tentunya dengan dimensi spiritual yang baik. Buktinya, mereka masih bisa kuliah, mereka masih bisa bekerja, mereka masih bisa menghidupi bayi mereka meskipun mereka bukanlah dari golongan berada. Namun semangat dan kerja keras mereka yang tanpa batas menjadikan hidup makin baik saja dari hari ke hari.
Cita-cita yang agung dan visi hidup yang tinggi diimbangi dengan misi yang baik mampu mengubah kesulitan menjadi kemudahan. Dan satu lagi sikap pasrah kepada Sang Maha Pemberi Rizki adalah kunci kebahagiaan mereka.
Menurut saya mereka luar biasa. Tidak seperti kebanyakan pemuda pemudi yang mengumbar nafsu tidak pada tempatnya. Lihatlah bagaimana para remaja sekarang dengan bangganya menggandeng teman kencannya (pacar) di depan umum, padahal sejatinya hal tersebut sungguh memalukan jika kita mau berpikir.
Lebih dari itu, mereka bahkan memahami bahwa kehidupan seperti itu adalah suatu hal yang wajar tanpa mempertimbangkan baik buruknya, tanpa memikirkan halal haramnya, tanpa memikirkan dampak dari perbuatannya.
Lihatlah, remaja kita telah salah menafsirkan cinta. Cinta yang semu hanya kamuflase belaka. Cinta yang tidak menentramkan, cinta yang menjerumuskan, cinta yang dihiasi oleh panah-panah iblis dengan keindahan semu.
Lihatlah, berita perzinaan sering terdengar, hamil di luar nikah, aborsi, bunuh diri, pembunuhan bayi tak berdosa yang sengaja dilakukan demi menutup aib diri. Astaghfirullah, naudzubillah..
Semoga kita sekeluarga senantiasa dihindarkan dari perbuatan-perbuatan yang menjerumuskan kepada kenistaan, semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita.
Amiin........................